Rabu, 25 Juli 2012

Rencana Tuhan Siapa Yang tahu ?????

Seringkali kita mendengar ungkapan: Tuhan mungkin sudah punya rencana lain, kita hanya bisa tawakal saja. Atau ungkapan lain yang senada: manusia hanya bisa berusaha, tetapi pada akhirnya Tuhan jua yang menentukan. Ungkapan-ungkapan tersebut memang benar adanya dan saya alami sendiri. Sambil mengingat-ingat sisa kesedihan karena ditinggal pergi oleh orangtua, saya mulai merangkai lagi peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan baru sekarang saya ketahui hikmahnya.
Tahun ini istri saya naik haji sendiri, tanpa saya. Kondisi keluarga kami memang tidak memungkinkan pergi haji berdua, jadi “terpaksalah” pergi satu-satu dulu. Semula, sayalah yang diminta oleh istri untuk duluan berangkat haji. Namun saya bersikeras agar istri saya yang lebih dulu mendaftar haji pada tahun 2009 sehingga dia mendapat porsi haji untuk tahun 2011 (antri dua tahun).
Ternyata inilah hikmahnya saya tidak berangkat haji tahun ini. Ibu saya, satu-satunya orangtua saya yang tersisa, dipanggil ke hadlirat Allah SWT pada bulan tanggal 25 November 2011, yaitu saat istri saya masih berada di Mekkah. Seandainya saya yang pergi haji tahun ini, mungkin saya tidak akan pernah bisa bertemu jenazah ibu saya untuk terakhir kali. Alhamdulillah saya ditakdirkan masih bisa melihat wajah ibu saya untuk terakhir kali sesaat sebelum dimasukkan ke liang lahat (karena pesawat yang saya tumpangi mengalami delay dari Jakarta). Ternyata Allah SWT sudah punya rencana mengapa bukan saya yang duluan berangkat haji, tetapi istri saya. Inilah rupanya hikmah yang saya peroleh dan baru dipahami oleh saya dan istri belakangan.
Ini bukan kejadian pertama tentang Rencana Tuhan. Pada tahun 2007 saya memperoleh undangan memberikan kuliah umum di sebuah PTS di Yogyakarta. Saya sudah berniat berangkat ke Yogya dengan pesawat Garuda paling pagi (yaitu pukul 06.00), sehingga sampai di kota Yogya pukul 07.00. Kuliah umum sendiri dilaksanakan pada pukul 09.00 tanggal 7 Maret 2007. Namun, dua minggu sebelum keberangkatan, saya diberitahu bahwa kuliah umum diundur satu minggu lagi. Oleh karena itu, saya batal berangkat dengan Garuda pada tanggal 7 Maret 2007. Ternyata pembatalan ini mungkin sudah diatur oleh Allah SWT. Rupanya pesawat Garuda yang seharusnya saya tumpangi itu mengalami kecelakaan ketika landing di Bandara Adisucipto, Yogyakarta, yang menyebabkan puluhan orang tewas. Salah satu penumpanng yang selamat adalah Ketua PP Muhammadiyah, yaitu Din Syamsudin, sedangkan yang tewas antara lain mantan Rektor UGM, Prof Kusnadi.
Saya berpikir andaikan saya jadi memberikan kuliah umum pada tanggal 7 Maret 2007, mungkin saya termasuk dalam korban kecelakaan pesawat. Tetapi, Allah SWT masih sayang kepada saya sehingga saya dielakkan dari musibah tersebut dengan pembatalan kuliah umum pada tanggal 7 Maret 2007. Inilah rupanya hikmah saya tidak jadi berangkat dengan Garuda tanggal 7 Maret 2007.
Anda pun mungkin mempunyai pengalaman mirip dengan saya dimana anda punya rencana A, tapi Allah punya rencana B. Seorang mahasiswa saya gagal wisuda bulan Oktober lalu karena dia tersangkut satu mata kuliah yang tidak lulus gara-gara soft copy makalahnya lupa dikumpulkan. Ternyata tidak lulus mata kuliah itu sudah diatur oleh Tuhan. Andaikan dia jadi diwisuda bulan Oktober yang lalu, orangtuanya tentu tidak akan bisa mengahdiri karena mereka sedang pergi haji pada bulan Oktober tersebut. Mungkin itulah rencana Allah untuk dia, agar wisudanya diundur pada tahun depan sehingga dapat dihadiri oleh orangtuanya. Itulah hikmahnya, mungkin, tetapi siapa yang tahu pada waktu itu? Hanya Allah SWT yang tahu. sebab Dia Maha Mengetahui.
Begitulah hidup ini, semua yang akan kita lalui dalam kehidupan di dunia fana ini sudah ditulis oleh Allah SWT di dalam Lauhul Mahfudz. Seperti dikutip dari sini, segala perkara yang ghaib dan tesrembunyi, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi sudah diketahui oleh Allah SWT, segala sesuatunya sudah ditulis di dalam Kitab Allah yang disebut Lauhul Mahfudz tadi. Kita sebagai mahkluk-Nya hanya tinggal menjalani skenario kehidupan yang telah ditetapkan oleh-Nya.
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)” [Al An'aam:59]
Tiada sesuatupun yang ghaib di langit dan di bumi, melainkan (terdapat) dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfuzh).” [An Naml:75]
Marilah kita beriman kepada takdir Allah SWT, baik takdir yang baik maupun takdir yang buruk. Semua sudah diatur oleh-Nya, kita hanya tinggal menjalani saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar