Rumah kami selalu rutin kedatangan pengamen, pengemis, dan pedagang asongan setiap pagi. Entah kenapa hanya ke rumah kami saja, ke rumah tetangga yang lain jarang. Hal itu mungkin karena pintu rumah sering terbuka, pagar rumah kami juga dalam keadaan terbuka lebar, selain itu pagarnya tidak tinggi. Saya memang tidak suka punya pagar yang tinggi. Rumah dengan pagar tinggi — apalagi selalu dalam keadaan tertutup — kesannya kurang ramah dan tidak mau gaul dengan tetangga sekitar.
Setiap pengamen maupun pengemis yang datang selalu saya terima dan anak saya selalu saya suruh untuk memberinya uang receh. Mungkin karena selalu saya beri uang maka mereka akan datang lagi dan datang lagi pada hari berikutnya. Saya tidak pernah merasa berat hati memberika mereka uang, Saya anggap saja uang itu sedekah. Saya percaya bahwa sedekah dapat menghindarkan kita dari musibah, misalnya kecelakaan atau pencurian. Alhamdulillah rumah kami dengan kondisi yang sering terbuka itu jarang ada pencurian atau kehilangan barang, sementara rumah tetangga sering kecurian. Insya Allah, saya kira hal itu adalah berkat sedekah yang selalu kami biasakan.
Diantara pengamen yang sering datang, ada yang sudah menjadi “langganan”. Saya sebut begitu karena hampir setiap tiga hari sekali dia datang pada waktu pagi hari. Kata pembantu di rumah saya, pengamen itu berasal dari daerah Kiaracondong.
Mudah-mudahan pengamen (dan juga pengemis) itu tetap rajin datang menyambangi rumah saya, dan itu berarti saya punya ladang amal untuk beribadah dengan sedekah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar