Situs sosial media besar macam Facebook dan Twitter telah dimanfaatkan jaringan teroris dunia untuk merekrut anggota-anggota baru. Hal ini diungkapkan dalam laporan terbaru PBB yang dirilis pekan ini.
Diberitakan al-Arabiya, Selasa 23 Oktober 2012, teknologi sosial media ini digunakan oleh para ekstremis yang melek teknologi. Selain Facebook dan Twitter, para teroris juga menggunakan Google dan Youtube untuk menyebarkan propaganda.
Salah satu bentuk propaganda di Youtube adalah penayangan ceramah dari pemimpin al-Qaeda Anwar al-Awlaki. Metode ini terbukti ampuh, salah satunya yang terpengaruhi adalah Quazi Mohammad Rezwanul Ahsan Nafis asal Bangladesh yang merencanakan pengeboman The Fed.
Laporan yang dikeluarkan oleh Badan PBB Urusan Narkoba dan Kriminal (UNODC) ini disampaikan pada pertemuan pejabat pemberantasan terorisme di Wina. Melalui media sosial, teroris mampu beraksi lintas batas, di seluruh dunia tanpa meninggalkan meja mereka.
PBB menyerukan negara-negara untuk segera meratifikasi peraturan yang mencegah cyber-terrorism dan meningkatkan kolaborasi dengan badan penegak hukum internasional.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Leon Panetta, mengatakan bahwa Pentagon dan badan intelijen AS melihat adanya kecenderungan peningkatan ancaman di dunia maya. Hal ini, ujarnya, akan lebih buruk dampaknya ketimbang serangan 11 September 2001 jika tidak segera dibendung.(np)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar