Makna ulang tahun dalam hidup [Motivasi]
Sebagian orang memaknai hari ulang tahun dengan bertambahnya umur dan semakin dewasa, dan kebanyakan dari mereka merayakannya dengan cara berpesta dan menghabiskan uang untuk pesta yang kurang berguna contohnya saja berpesata dengan merubah suasana rumah/tempat menjadi seperti diskotik dan tersedianya minum minuman beralkohol.
Ya, memang semuanya itu sangat tidak perlu dan memang tidak perlu. Karena disuatu sisi ulang tahun itu bertambahnya umur kita sedangkan disisi lain ulang tahun juga sama dengan berkurangnya umur kita menuju ajal yang sudah ditentukan Yang Maha Kuasa, apakah anda mau merayakan berkurangnya umur anda menuju kematian dengan cara berpesta ditempat yang seperti diskotik ? dan minuman beralkohol dimana mana ? maukah anda merayakannya ?
Tentu tidak akan mau kalian semua merayakan berkurangnya umur anda dengan cara seperti itu, mungkin anda akan merayakannya dengan cara keagamaan seperti merayakan dipanti asuhan, tempat tempat yang beragama menurut agama kalian masing – masing.
Kebanyakan manusia sudah salah memaknai hari ulang tahun itu apa, padahal jika umur kita bertambah berarti kita semakin dekat dengan kematian yang ntah kapan terjadinya dan hanya Tuhan lah yang tau. Jika kita merayakan berkurangnya umur kita dengan hal yang tidak berguna tadi, itu sama saja kita ingin meninggal dengan berlumuran dosa.
Coba bayangkan jika kita merayakannya bersama anak-anak panti asuhan, pastinya anak-anak itu akan mendo’akan kita dan itu juga dapat berpengaruh terhadap kehidupa kita untuk menjadi lebih baik lagi dari pada sebelumnya. Dan begitu juga sebaliknya, jika kita merayakan dengan cara buruk apakah ada yang mendo’akan ? jika anak-anak yatim yang mendo’akan kita tentunya do’anya akan lebih cepat sampai kepada Tuhan Yang Maha Esa dibandingkan teman teman yang memberikan ucapan selamat kepada kita. Bukan berarti do’a teman temanmu tak berguna, tetapi do’a anak yatimlah yang lebih cepat didengar.
Saya selalu memaknai Hari ulang tahun itu adalah hari berkurangnya umur kita, dan setiap kali hari ulang tahun tiba saya selalu takut kapankah diriku ini dipanggil Yang Maha Kuasa, apakah satu tahun lagi ? satu bulan lagi ? satu minggu lagi ? atau bisa jadi satu detik lagi ? Ingatlah saudaraku, Tuhan itu punya kendali kapan saja untuk menggambil hambanya kembali. Jika anda menanyakan apakah bang dayat takut untuk menghadapi kematian ? Tentunya saya akan menjawab takut, karena saya belum siap untuk mati, karena diri saya ini masih dilumuri oleh dosa yang tak terhitung berapa banyak dosa yang saya buat.
Inget inget dosa nih, setiap manusia juga pasti pernah melakukan dosa, walaupun itu dosa kecil tetap saja dinamakan DOSA. Apalagi kita merayakan ulang tahun dengan cara seperti didiskotik tadi, wah tentunya semakin bertambah dosanya. Untung saja bukan saat itu juga arwah anda diambil, jika pada saat merayakan seperti itu nyawa kita diambil tentunya kita akan disiksa karena merayakan dengan cara setan.
“Jadi marilah saudaraku, kita merayakan ulang tahun dengan cara biasa biasa saja seperti sedekah keanak Yatim, dan kaum yang kurang mampu dari kita. Karena itulah cara yang benar untuk merayakan hari ulang tahun kita atau hari berkurangnya umur kita.Guna kita untuk hidup didunia ini adalah untuk selalu taat kepada Tuhan, ulang tahun itu seharusnya diisi oleh acara keagamaan dari pada membuang uang untuk membeli minuman keras, dan pesta seperti didiskotik.”
Didalam tulisan ini maknailah kata katanya, supaya kita bisa mengerti apasih gunanya ulang tahun dan apa makna ulang tahun itu, jangan sombong jika umur bertambah, karena itu juga sama dengan berkurangnya umur kita.
Terkadang jika umur kita bertambah, kita bisa jadi sombong dan merasa kita lah yang paling besar. Memang sih sebenarnya jika kita sudah dewasa adikan kita seharusnya menghormati kita, tetapi dalam pandangan saya banyak orang dewasa memanfaatkan anak anak, dan itu juga tidak baik karena dia merasa dirinya yang merasa besar dan hebat diantara mereka.
Dengarlah saudaraku, kita hidup didunia hanya sementara, seluruh harta yang ada pada kita hanyalah pinjaman dan bumi yang kita tinggali ini adalah tumpangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar